Author : Cerita RakyatTidak ada komentar
Latar belakang invasi Majapahit ke Sumatra dimulai berasal dari peristiwa bunuh dirinya Puteri Majapahit sehabis gagal menikah bersama Pangeran Kesultanan Pasai.
Diceritakan yang jadi Sultan Pasai saat itu adalah Ahmad Malik Az-Zahir (Mulai Bertahta Pada 1349) beliau merupakan seorang Raja yang berakhlak buruk, beliau membawa dua anak laki-laki dan dua anak perempuan, yang laki-laki bernama Tun Beraim Bapa Dan Tun Abdul Jalil Sementara yang perempuan bernama Tun Medan Peria dan Tun Takiah Dara.
Sultan Ahamd Malik Az-Zahir diceritakan lakukan perbuatan keji bersama mencoba memperkosa ke dua anak perempuannya sendiri, mendapati gelagat tidak baik berasal dari ayahnya itu anak Sulung Sultan (Tun Beraim Bapa) melarang bapaknya, namun demikianlah bukannya memahami jadi lantas Sultan membunuh anak pertamanya itu bersama meracuninya.
Selepas meninggalnya anak sulung Sultan yang sekaligus digadang-gadang menjadii pewaris tahta Kesultanan Pasai itu, ke dua puteri Sultan terasa kegalauan terhadap bapaknya sendiri sampai pada akhirnya keduanya lantas bunuh diri bersama meminum Racun (Russell Jones, Hikayat Raja Pasai, 1999:35-56).
Setelah kematian 2 putri dan 1 putra mahkotanya, otomatis Sultan Ahmad Malik Az-Zahir cuma tinggal mempunyai satu anak laki-laki ulang yaitu Tun Abdul Jalil , anak ini lantas dijadikan sebagai putra mahkota mengambil alih kakanya yang udah tiada.
Pada jaman ini (Tahun 1350-1360), Majapahit yang berpusat dijawa mengirimkan delegasinya ke Pasai untuk menjalin hubungan kekeluargaan bersama langkah menikahkan Puteri Majapahit yang bernama Raden Galuh Gemerencang bersama Putra mahkota Pasai yaitu Tun Abdul Jalil.
Namun demikianlah bukannya bahagia dikarenakan sang Putera Mahkota dapat menikah bersama puteri Majapahit yang rupawan, rupa-rupanya Sultan Ahmad Malik Az-Zahir justru meninginkan sang Puteri itu untuk dikawininya, maka disusunlah konsep jahat untuk membunuh Tun Abdul Jalil.
Tun Abdul Jalil lantas dibunuh oleh orang Suruhan Bapaknya bersama langkah ditenggelamkan, saat itu mendapati calon suaminya terbunuh oleh Bapaknya sendiri, sang Putri Raden Galuh Gemerencang lantas bunuh diri bersama langkah menenggelamkan diri ke dasar laut.
Setelah peristiwa itu, lantas Raja Majapahit jadi amat murka, dan berjanji dapat melululantakan Pasai. Menghadapi hal semacam ini, Gajahmada sebagai Patih Majapahit lantas memakai susana ketegangan bersama membangun armada laut besar-besaran bersama harapan armadanya yang kuat itu mampu menaklukan Pasai dan sekaligus lakukan penaklukan terhadap kerajaan-kerajaan di seluruh Sumatera secara serentak. Mungkin di dalam fikirnya, "inilah peluang bagus untuk mewujudkan sumpah Palapa".
Dengan ratusan Kapal Perang dan puluhan Ribuan pasukan perang handalnya tentara Majapahit lantas bertolak menuju Pasai untuk lakukan penggempuran. Sesampainya di Pasai, maka lantas perangpun meletus.
Pasukan Majapahit berhasil menyebabkan pasukan Pasai Porak Poranda, Ibukota Raja dikuasai. namun demikian, saat pasukan Majapahit kian merangsek ke pusat istana, Sultan Ahmad Malik Az-Zahir terpaksa menyelamatkan diri. Ia melarikan diri ke suatu daerah bernama Menduga yang berlokasi 15 hari perjalanan berasal dari ibukota Samudera Pasai (Jones, 1999: 57-65).
Setelah peristiwa berikut maka takluklah Pasai di bawah majapahit. Majapahit lantas membawa banyak rampasan perang berasal dari Pasai, dan juga terhitung membawa orang-orang pintar dan ulama berasal dari Negeri ini.
Untuk urusan setelah itu lantas Majapahit mengangkat Pemimpin Baru di pasai yaitu Ratu/Sultanah Nahrasiyah/Nur Illah Sebagai Sultanah pertama di Pasai.
Banyak makam – makam para pemimpin kerajaan Samudra Pasai yang merupakan bukti nyata adanya kerajaan Samudra Pasai
Artikel Terkait
Posted On : Kamis, 04 April 2019Time : April 04, 2019