Author : Cerita RakyatTidak ada komentar
Latarbelakangi turunya Rompi Ontokusumo tersebut berawal berasal dari perseteruan antara Sunan Kalijogo bersama dengan Nyai Ratu Kidul, penguasa kutup pantai selatan yang menjadi sentral kekuatan pengetahuan hitam di Nusantara (harap dibedakan antara Nyai Ratu Kidul bersama dengan Nyi Roro Kidul. Nama paling akhir ini adalah penguasa Pantai Selatan yang beraliran putih).
Ilustrasi |
Sebuah cerita tutur menceritakan, terhadap suatu ketika, seluruh area di kawasan lokasi Pantai Selatan dilanda hujan badai yang amat hebat.
Wabah penyakit merajalela. Pagebluk yang ditimbulkan oleh kejahatan Nyai Ratu Kidul merenggut jiwa siapa saja. Melihat kenyataan ini, sebagai ksatria Sunan Kalijogo turun gelanggang.
Beliau menantang Nyai ratu Kidul adu kesaktian. Pada pertrungan pertama ini Sunan Kalijogo kalah.
Setelah kekalahan pertama itu, Sunan Kalijogo mendapat wangsit berasal dari malaikat Jibril. Wangsit tersebut mengatakan, untuk mengalahkan Nyai Ratu Kidul, Kanjeng Sunan Kalijogo kudu menghatamkan Al-Qur’an.
Memang benar, sesudah titah wangsit tersebut dilaksanakan, di dalam pertempuran ke dua Nyai Ratu Kidul segera tunduk dan takluk kepada kanjeng Sunan Kalijogo. Pagebluk mayangkoro pun dapat dihindari.
Kemenangan kanjeng Sunan Kalijogo ini perlihatkan kesaktiannya, lebih-lebih sesudah beliau mendapatkan Rompi Ontokusumo. Dalam sebuah kisah tutur, Rompi Ontokusumo ini diperoleh hari Jumat Legi sementara para Wali Sanga (selain Sunan Ampel yang kala itu sudah wafat), berkumpul di Masjid Agung Demak.
Dalam pertemuan itu, lewat proses yang sulit diceritakan, tiba-tiba singgah sepucuk surat yang konon datangnya berasal dari Rasululullah, wallahu alam bishowab.
Surat tersebut berisi pemberitahuan bahwa Kanjeng Sunan Kalijogo dapat mendapatkan hadiah bersifat kulit kambing (tentu bukan sembarang kulit kambing) terhadap hari Kamis Legi malam Jum’at Pahing.
Selanjutnya, kulit kambing tersebut kudu dibuat menjadi rompi sebagai piandel kanjeng Sunan Kalijogo (rompi inilah yang kemudia dikenal sebagai Rompi Ontokusumo). Sedang, kulit kambing yang tersisa dibuat menjadi “kotang dalam” dan diberikan kepada Sunan Muria.
Sayangnya, “kotang dalam” yang dibuat ini tidak pas bersama dengan tubuh Sunan Muria, begitupun kala diberikan kepada para wali lainnya. Akhirnya “kotang dalam” tersebut musnah dan raib hingga kini.
Mungkin dikarenakan asal-usulnya yang sulit ditembus bersama dengan pikiran secara normal, kekuatan yang terdapat di dalam Rompi Ontokusumo amat luar biasa.
Bahkan, para sunan pun tak dapat menyimpulkan secara tentu “cahaya” yang terdapat di dalam rompi tersebut. Konon, sejak sementara itu Kanjeng Sunan kalijogo senantiasa mengenakan rompi sakti itu. Denagn demikian, dapat ditegaskan bahwa cuma Sunan Kalijogo yang miliki Rompi Ontokusumo, sedangkan sunan yang lain tidak memilikinya.
Demikian sekelumit hal ikhwal mengenai Rompi Ontokusumo yang fenomenal tersebut.
Artikel Terkait
Posted On : Kamis, 04 April 2019Time : April 04, 2019