Author : Cerita RakyatTidak ada komentar
Jika berangjangsana ke Yogyakarta, maka anda akan tau mengapa tidak sedikit orang bilang andai kota ini istimewa. Faktanya, pelbagai budaya masih sangat dipertahankan di negeri keraton ini, muai dari bangunan, tradisi masyarakat sampai kesopan-santunan yang tak lekang oleh waktu.
Salah satu format nyata dari adat kebiasaan yang masih ada yakni Abdi dalem. Abdi ini ialah sosok yang secara sukarela mengurus keraton dan mengabdi untuk raja. Karena dilaksanakan secara sukarela, maka masalah gaji dan upah pun tidak dipermasalahkan. Lebih dalam mengenai kehidupan mereka, simak dalam pembahasan berikut.
Para Abdi dalem [Sumber gambar]
Untuk menjadi serang Abdi, taka da lowongan eksklusif yang dibuka, seluruh abdi dalem datang secara sukarela untuk penguasa. Syarat mutlaknya ialah mereka mesti punya sopan santun serta tata krama yang tinggi, dapat duduk di lantai dan bersila. Keharusan ini bukan berarti mereka orang rendahan, tidak sama sekali. Duduk di lantai ini ditujukan supaya mereka tidak jarang kali punya sifat yang rendah hati serta tidak pernah sombong.
Abdi dalem juga dapat datang dari dua jenis penduduk, rakyat biasa dan mereka yang masih terdapat hubungannya dengan keraton alias masih terdapat darah kerajaan. Dengan ini, pangkat dan gelar mereka pun akan berbeda-beda satu sama lain. Tak melulu itu, seragam yang dikenakan juga ada dua jenisnya, yang dipakai sehari-hari serta pakaian di perayaan khusus, andai kebetulan terdapat event spesial Keraton Yogyakarta, semua abdi mesti menggunakan dasi.
Ya, cocok dengan namanya mengabdi, tentunya berat sekali menjalani tugas ini. Sebelum sah menjadi abdi, seseorang mesti melalui lima langkah dulu. Pertama, Sowan Bekti, dimana seseorang akan diajar untuk benar-benar siap dan ikhlas. Selanjutnya terdapat magang sekitar 4 tahun, kemudian ada Sawek Jajar –sang abdi mendapat nama baru dari sultan dan digaji 5 ribu rupiah per bulan. Setelah Sawek Jajar terdapat Bekel Enom di mana sang abdi mendapat keyakinan dan dibekali dengan keris. Tahapan terakhir ialah Bekel Sepuh, ketika abdi sudah dirasakan layak dan menerima gaji Rp 15 ribu sebulan.
Pekerjaan abdi dalem [Sumber gambar]
Gaji memang tak urgen dan tak banyak, tapi untuk mereka gaji ialah ungkapan cinta kasih sultan. Gaji tersebut pun tak bakal dibelanjakan, tetapi hanya ditabung begitu saja. Apakah yang didapat abdi dalem? Mungkin berikut yang disebut dengan berkah. Walaupun tidak tidak sedikit penghasilannya, semua abdi ini dapat hidup dengan layak. Kehidupan laksana rejeki, anak, dan lainnya dapat terjamin dengan baik. Lebih dari itu, kedekatan dengan sang sultan ialah poin tersendiri yang tentunya tak dapat didapat oleh orang biasa.
Begitulah kehidupan abdi dalem, sebab rasa pengabdian tulus mereka, terdapat berkah tersendiri yang datang menghampiri. Tanpa memikirkan apa yang bakal didapat mereka melulu berpatokan bahwa kaya yang sebenarnya tersebut datang dari hati, sekitar mempunyai budi yang luhur, sopan santun, maka hidup dapat bahagia.
Artikel Terkait
Posted On : Minggu, 02 September 2018Time : September 02, 2018