Author : Cerita RakyatTidak ada komentar
سألتُ أبي -رَحِمَهُ اللهُ- ما ملخَّصُه:
قرأتُ أنّ بعضَ الأئمةِ كانوا إذا دَخَلَ رمضان انقطعوا للقرآن فقط، رغم أنهم مِن أهلِ العلم الذين يُفتون الناس، فينقطعون حتىٰ عن فتوى الناس، فهل هٰذا صحيح؟ هل أخصِّص هٰذا الشهر بالقرآن؟ فأترك قراءةَ الأحاديثِ وشرحِها ودروسَ القراءات وغير ذٰلك؟
_________
_________
Sukainah binti al Albani pernah bertanya kepada ayahnya, “Aku pernah membacaadanya sejumlah ulama yang jika Ramadhan tiba mereka hanya membaca al Quran padahal mereka adalah ulama yang menjadi tempat bertanya banyak orang. Karena Ramadhan mereka hentikan aktivitas member fatwa. Apakah tindakan semacam ini benar? Apakah kukhususkan Ramadhan untuk al Quran sehingga selama Ramadhan aku tidak membaca buku hadits, buku syarh hadits, kajian tentang ilmu qiroah dll?
فقال في جوابِهِ:
فقال في جوابِهِ:
هٰذا التَّخصيصُ ليس له أصْلٌ في السُّنَّة، ولٰكن الذي هو في السُّنَّة ومعلومٌ في “الصحيحين”([1]):
الإكثار مِن تلاوة القرآن في شهرِ رمضان.
Jawaban al Albani, “Pengkhususan semacam ini tidaklah memiliki landasan dalam sunnah Nabi. Yang ada dalam sunnah Nabi sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim adalah memperbanyak membaca al Quran di bulan Ramadhan.
أما تخصيصُ شهرِ رمضان لتلاوة القرآن فقط، دون أيِّ عِبادةٍ أُخرىٰ كطلبِ العلمِ وتدريسِ الحديث وبيانِه وشرحِه؛ فهذا ليس له أصْل، وكذٰلك يَدْخُل موضوعُ الْمَبَرَّات والصَّدَقات والإحسان إلى الناس، و و إلخ، الانقطاعُ للتلاوة ليس له أَصْل، الذي له أَصْلٌ هو الإكثارُ مِنها فَحَسْب.
Sedangkan tindakan mengkhususkan bulan Ramadhan hanya untuk membaca al Quran tanpa ibadah selainnya semisal menuntut ilmu, mengajarkan dan menjelaskan hadits, serta melakukan berbagai kebaikan semisal sedekah dan membantu orang adalah tindakan yang tidak berdasar. Fokus hanya membaca al Quran itu tidak memiliki landasan. Yang ada landasannya adalah memperbanyak membaca al Quran
sumber : ustaris
Artikel Terkait
Posted On : Selasa, 17 Juni 2014Time : Juni 17, 2014